0
Dampak Buruk Rekayasa Genetika
Posted by Unknown
on
9/18/2014
DAMPAK BURUK REKAYASA GENETIKA
1. Dampak terhadap bidang kesehatan
Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa makanan, minuman, ataupun produk
rekayasa genetika yang lainnya dapat menimbulkan dampak yang kurang
baik. Contohnya sepeti matinya 31 orang pengguna insulin hasil rekayasa
di Inggris. Susu dari sapi yang disuntik dengan BHG, di duga mengandung
materi kimia yang mempunyai potensi berbahaya bagi kesehatan
manusia. Dampak-dampak yang di khawatirkan akibat tanaman transgenik
tehadap manusia antara lain sebagai berikut.
1. Kemungkinan menimbulkan keracunan.
2. Kemungkinan menimbulkan alergi.
3. Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia menjadi tahan
terhadap antibiotik.
4. Kemungkinan adanya perbedaan nutrisi dan komposisi.
2. Dampak terhadap bidang lingkungan
Terlepasnya
organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat menghasilkan
pencemaran biologis. Pencemaran biologis tersebut,kemungkinan
menghasilkan varietas baru atau spesies baru yang dapat mengganggu
keseimbangan biologis yang sudah ada di alam. Karena organisme produk
rekayasa genetika atau lebih dikenal dengan nama GMOs (genetically
modified organisms), perubahan genotifnya bukan merupakan rancangan alam
yang sesuai dengan kebutuhan dinamika populasi, tetapi lebih menjurus
kepada keinginan manusia saja. Dampak yang lain antara lain sebagai
berikut:
1. Menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
2. Mengganggu ekosistem, seperti menurunkan jumlah populasi yang ada di
alam, perubahan dalam siklus alam dan interaksi sesama mereka.
3. Terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain.
4. Penurunan terhadap keragaman genetis.
5. Kemungkinan timbulnya biotipe baru pada serangga dan hama.
3. Dampak terhadap bidang etika dan moral
Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap
sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit di terima oleh
masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen dari
satu organisme ke organisme lain adalah tidak etis. 90% orang Amerika
menentang pemindahan gen manusia ke hewan dan 75% menentang pemindahan
gen dari satu spesies ke spesies lainnya. Beberapa tanaman transgenik
yang tidak berlabel juga akan menimbulkan konsekuensi tertentu bagi
manusia.
Untuk mencegah dampak negatif rekayasa genetika pada masa yang akan
datang, tentu diperlukan adanya instrumen (perangkat) yang dapat
memberikan jaminan dan keselamatan umat manusia dan organisme lainnya
serta lingkungan.
Untuk tujuan tersebut, diperlukan adanya undang-undang mengenai bioetika. Peraturan pelaksanaan penelitian, pengkajian hasil produksi, dan dampakny terhadap
organisme serta lingkungan. Sebagai contoh peraturan keamanan hayati dan
keamanan pangan di negara Amerika serikat, Australia, dan Malaysia. Di
Amerika Serikat, tanaman transgenik yang mengandung gen tendotoksin dan
gen ketahanan terhadap herbisida ditangani oleh satu badan Environmental
Protection Agency (EPA) dan Animal Plant Health Inspection Service
(APHIS) di bawah United States Department of Agriculture
(USDA).Sedangkan untuk keamanan pangan ditangani oleh suatu badan, yaitu
Foodand Drug Administration (FDA).
Di Australia, keamanan pangan dan
produk rekayasa genetika ditangani oleh komite yang disebut Genetic
Manipulation Advisory Committee (GMAC), di bawah Minister of Science and
Technology. Di Malaysia, hal yang sama ditangani oleh komite yang disebut
Jawatan Kuasa Penasihat Mengenai Pengubahsuaian yang sama dengan GMAC di
Australia.
Peraturan di Indonesia ada di bawah Komisi Hayati dan Keamanan Pangan
(KKHPK) yang dibentuk untuk membantu Mentri Pertanian,Mentri Kehutanan
serta Perkebunan dan Mentri Kesehatan yang bertugas memberi
rekomendasi pemanfaatan PPHRG atau produk Pertanian Hasil Rekayasa dan
Genetik.
Posting Komentar